Ekonomi Mikro (SKALA EKONOMI & DISEKNOMI SKALA)

CONTOH KASUS SKALA EKONOMI

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) adalah salah satu produsen semen terbesar di Asia Tenggara, dan mereka memanfaatkan skala ekonomi secara signifikan dalam operasi mereka. Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana skala ekonomi berperan dalam kasus SIG:

1. Kapasitas Produksi yang Besar:
SIG memiliki jaringan pabrik yang luas di seluruh Indonesia dan di beberapa negara lain. Kapasitas produksi yang besar ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan semen dalam volume yang sangat tinggi.
Dengan produksi massal, biaya produksi per unit semen menjadi lebih rendah. Ini mencakup biaya tetap seperti investasi dalam pabrik dan peralatan, yang tersebar di lebih banyak unit produksi.

2. Efisiensi dalam Pengadaan Bahan Baku:
Sebagai pembeli bahan baku dalam jumlah besar, SIG memiliki daya tawar yang kuat dengan pemasok.
Mereka dapat memperoleh bahan baku seperti batu kapur, tanah liat, dan bahan tambahan lainnya dengan harga yang lebih rendah.
Selain itu, mereka dapat mengoptimalkan logistik pengadaan untuk mengurangi biaya transportasi.

3. Penggunaan Teknologi Canggih:
SIG berinvestasi dalam teknologi produksi semen yang canggih dan efisien.
Teknologi ini memungkinkan mereka untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi konsumsi energi, dan meminimalkan limbah.
Investasi dalam teknologi sering kali memerlukan biaya awal yang besar, tetapi dengan skala produksi yang besar, biaya ini dapat diserap dengan lebih efisien.

4. Jaringan Distribusi yang Luas:
SIG memiliki jaringan distribusi yang luas, termasuk fasilitas penyimpanan, transportasi, dan logistik.
Jaringan ini memungkinkan mereka untuk mengirimkan produk ke pelanggan di seluruh Indonesia dan di pasar ekspor dengan biaya yang lebih rendah.
Efisiensi dalam distribusi juga mengurangi waktu pengiriman dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

5. Integrasi Vertikal:
SIG telah melakukan integrasi vertikal dengan memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang-bidang terkait, seperti produksi bahan baku dan logistik.
Integrasi ini memungkinkan mereka untuk mengendalikan rantai pasokan secara lebih efektif dan mengurangi biaya transaksi.
Dampak Skala Ekonomi bagi SIG:
Keunggulan kompetitif: Skala ekonomi memungkinkan SIG untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif di pasar.
Peningkatan profitabilitas: Biaya produksi yang lebih rendah berkontribusi pada peningkatan margin keuntungan.
Ekspansi pasar: Skala ekonomi mendukung ekspansi SIG ke pasar baru, baik di dalam maupun di luar negeri.
Keberlanjutan: dengan penggunaan teknologi yang tepat, SIG dapat mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan.

Secara keseluruhan, skala ekonomi merupakan faktor kunci dalam kesuksesan SIG sebagai pemimpin industri semen di Indonesia dan di kawasan.

CONTOH KASUS DISEKNOMI SKALA : 

Birokrasi Pemerintah yang Terlalu Besar
Pemerintahan daerah dengan struktur organisasi yang terlalu rumit dan berlapis-lapis sering mengalami disekonomi skala.
Semakin banyak unit kerja dan jabatan yang dibentuk, semakin sulit koordinasi antar bagian.

- Proses pengambilan keputusan menjadi lambat dan berbelit-belit, menghambat pelayanan publik.
- Duplikasi tugas dan tanggung jawab dapat terjadi, menyebabkan inefisiensi dan pemborosan anggaran.
- Komunikasi antar bagian menjadi sulit, menyebabkan miskomunikasi dan kesalahan.

Sebagai contoh, dalam proyek infrastruktur, banyaknya proses birokrasi yang harus dilalui seringkali menyebabkan keterlambatan dan peningkatan biaya.
Hal ini sering di temukan di pemerintahan daerah yang memiliki wilayah yang luas, dan memiliki banyak kabupaten atau kota di dalamnya.

Mengapa ini Disebut Disekonomi Skala?
1. Ketika ukuran birokrasi meningkat, biaya administrasi dan koordinasi juga meningkat secara tidak proporsional.
2. Peningkatan biaya ini tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas atau efisiensi pelayanan publik.
3. Sebaliknya, efisiensi justru menurun karena kompleksitas organisasi yang berlebihan.

Kasus ini menggambarkan bagaimana pertumbuhan yang berlebihan dalam suatu organisasi, bahkan dalam konteks pemerintahan, dapat menyebabkan disekonomi skala, dengan konsekuensi negatif bagi efisiensi dan efektivitas.

Posting Komentar

0 Komentar